Jakarta – Selasa (07/01), Perpustakaan Kementerian
Hukum dan HAM menghadiri undangan dari ISIPII (Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan
dan Informasi Indonesia) mengenai diskusi
yang bertema Ontologi Pustaka dan Informasi. Diskusi dilaksanakan di
Perpustakaan Nasional dengan menghadirkan 3 narasumber yakni Dr. Taufik
Asmiyanto, Prof. Putu Laxman Pendit, dan Rahmi, Ph.D.
Selaku Kepala Biro Hukum dan Perencanaan, Perpustakaan
Nasional, Dr. Joko Santoso hadir membuka jalannya diskusi. Dalam sambutannya,
beliau mengatakan bahwa Perpustakaan Nasional telah membuat perencanaan dalam
membangun bidang perpustakaan selama lima tahun ke depan, ujarnya saat membuka
diskusi, “Bagaimana rencana Perpustakaan Nasional dalam membangun bidang
perpustakaan selama lima tahun ke depan? karena perlu diketahui bahwa bidang
perpustakaan ini masuk di dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional
tahun 2020 – 2024, jadi secara eksplisit jelas bahwa pembangunan bidang
perpustakaan itu termasuk dalam pembangunan modal sosial budaya, khususnya prioritas
RPJMN” lanjut Joko. Dalam sambutannya tersebut, Joko Santoso menjelaskan
program-program Perpustakaan Nasional sampai 5 tahun ke depan dan akan terus
mendukung dan bekerja sama dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
ISIPII.
Dalam penjelasan mengenai ontologi, Rahmi mengatakan bahwa, “Manusia
adalah Informasi, hal ini dikarenakan kita dapat mendengar, merasakan,
berbicara setiap hari yang merupakan bagian dari informasi, yang menjadikan
manusia sebagai subjek dan bukan objek”, ujarnya. Dilihat dari perilaku
informasi Human-Information Behavior, perilaku informasi telah menjadi salah
satu bidang penelitian terkaya untuk pembuatan model dan kerangka kerja untuk
menjelaskan kompleksnya data yang dihasilkan oleh manusia, lanjut Rahmi. Sedangkan
dari penjelasan Dr. Taufik Asmiyanto dalam karyanya yang berjudul Debat
Ontologis Tak Berujung: “Proyek” Humanisasi atau Dehumanisasi. Ontologi
memperlihatkan dinamika cara bernalar manusia dan sekaligus menunjukkan
keterbatasan pengetahuannya dalam menyadari realitas sehingga memunculkan perdebatan antara
“informasi adalah hal yang epistemis” dan “informasi merupakan hakikat
realitas”.
Selanjutnya dibahas pula mengenai pustaka dan informasi oleh
Putu Laxman Pendit yaitu bagaimana penggunaan teknologi informasi di
perpustakaan dan respon terhadap masyarakat informasi yang menjadi krisis dalam
rekayasa sosial menurut sudut pandang tradisi terhadap pustaka. Lalu terakhir
dibahas pula informasi dari sudut pandang tradisi yang berfokus pada
fungsionalitas, proses (transformasi, coding, dan decoding), serta fokus
informasi.
Pada acara
kali ini, ISIPII bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional dalam melaksanakan
diskusi keilmuan aktif yang rutin diselenggarakannya. ISIPII selalu berusaha
aktif dalam menyelenggarakan diskusi sebagai upaya untuk memperkuat pengembangan
ilmu Perpustakaan dan Informasi di Indonesia. Acara
tersebut dihadiri oleh praktisi dan akademisi bidang perpustakaan dan
informasi. (Lisna, Toumi, ed: Dhestari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar