Bedah Buku : Islam dan Radikalisme, Pemahaman di Balik Fakta
Jakarta – 25/02/2020 Badan
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan (Balitbangdiklat) Kementerian Agama menggelar
Bedah Buku “Islam Radikal dan Moderat : Diskursus dan Kontestasi Varian Islam
Indonesia” karya Abdul Jamil Wahab. Acara dihadiri oleh para pustakawan Kementerian/
Lembaga dan para penyuluh agama Kementerian Agama. Bedah buku juga menghadirkan
narasumber dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Prof. Irfan Idris,
Direktur Deradikalisasi BNPT. Beliau menyebutkan bahwa tugas negara
meminimalisir kekecewaan masyarakat terhadap negara, oleh karena itu para napi
teroris yang ada di lapas-lapas perlu diberikan pemahaman bagaimana mengubah
radikalisme yang mereka percayai. Pembinaan para napi teroris dalam lapas
membuahkan hasil antara lain dengan terbukanya pemahaman radikal salah satu
mantan napi teroris, Kurnia Widodo, yang juga hadir sebagai narasumber kedua.
Mantan teroris jebolan Institut Teknologi Bandung ini menjadi instruktur
perakitan bom dalam praktek terorisme di Indonesia. dalam pengalamannya sebagai
perakit bom, sudah beberapa kali masuk dan keluar dalam organisasi islam
radikal, hingga akhirnya beliau tertangkap dalam kasus Jamaah Islamiyah, yang
dinahkodai Abu Bakar Ba’asyir. Abdul Jamil Wahab, sang penulis buku sekaligus
moderator menyimpulkan bahwa Islam radikal di Indonesia saat ini selain
dipengaruhi oleh organisasi Islam transnasional, juga memiliki sejarah di
Indonesia sendiri, sejak masa orde lama hingga era reformasi yang memberikan
nafas kebebasan berorganisasi hingga akhirnya berkembang pesat. Menurut Jamil,
ada empat karakteristik umum Islam radikal, yaitu : ingin membentuk daulah
islamiyah, menerapkan syariat Islam
secara formal, memusuhi dan menolak paham barat, dan bersikap intoleran dengan
kelompok yang tidak sepaham sebagai sesat atau kafir. (Dhestari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar