Jakarta – Menyikapi banjir informasi pada masa pandemi Covid-19, Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas RI) mengadakan webinar dengan tema “Mencegah Hoaks dengan Membaca” pada hari Jumat (26/06/2020) melalui platform Zoom dan live-streaming pada kanal Youtube Perpustakaan Nasional RI.
Munculnya informasi dan berita palsu yang diunggah oleh oknum yang tidak bertanggung jawab atau yang lebih dikenal sebagai hoaks merupakan permasalahan yang cukup meresahkan khususnya dalam menggunakan internet dan media sosial. Dengan tidak melengkapi diri dengan senjata utama untuk dapat memerangi hoaks, kita bisa termakan olehnya bahkan ikut menyebarkan informasi palsu tersebut dan tentunya dapat merugikan kita semua. Seminar yang diadakan oleh Perpusnas RI ini diadakan untuk membahas bagaimana pentingnya membaca sebagai salah satu senjata dalam memerangi informasi Hoaks .
Webinar sekaligus diskusi ini menghadirkan dua narasumber, yakni Dra. Woro Titi Haryanti, MA selaku Deputi BIdang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas RI dan Najwa Shihab selaku Duta Baca Indonesia, serta Angie Ang selaku moderator yang membuka dan memandu jalannya sesi pemaparan materi dan diskusi.
“Ini kuncinya, malas membaca. Jadi akhirnya kita tidak tahu apakah (informasi yang kita dapatkan adalah) hoaks atau bukan,” penjelasan Woro mengenai alasan mengapa orang menyebarkan hoaks. Selain itu, dijelaskan juga bahwa perasaan bangga menjadi yang pertama kali menyebarkan berita tanpa mengetahui kebenaran berita yang didapat menjadi sebab orang menyebarkan hoaks. Dibarengi dengan sikap suka berbagi, gemar mencari sensasi dan asal ikutan tren, penyebar hoaks tidak berhati-hati dalam menyebarkan berita palsu tersebut. “Perpustakaan hadir, mengajak Bapak dan Ibu sekalian untuk membaca, supaya terhindar dari ikut-ikutan menyebarkan hoaks tersebut,” ujar Woro.
Hoaks yang terus bermuculan tentunya bukan sebuah barang baru dan sekaligus menjadi tantangan bagi masyarakat. Kemampuan untuk mengelola informasi menjadi salah satu kunci utama dalam menghindari hoaks dimana kemampuan tersebut dapat diperoleh dengan banyak membaca. “Pembaca buku adalah orang yang selalu berhati-hati dalam mengelola informasi,” ujar Najwa ketika menyampaikan materi seminar. Dari penyampaian materi mengenai pentingnya membaca, Najwa menyampaikan terdapat lima langkah sederhana dalam menentukan informasi yang baik yaitu selalu berhati-hati dengan judul yang provokatif, cermati alamat situs atau url apakah dari sumber yang terpercaya, selalu periksa fakta dari informasi tersebut, cek keaslian foto atau video serta ikut serta forum anti hoaks.
Setelah pemaparan materi, seminar dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab oleh narasumber dan peserta. Dengan dilaksanakannya seminar secara vitual ini diharapkan masyarakat untuk lebih meningkatkan kegiatan membaca dan menganalisis setiap informasi yang didapatkan sebagai salah satu cara dalam memerangi penyebaran hoaks karena permasalahan hoaks adalah tanggung jawab bersama. (Dhestari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar