Rabu (22/07) - Forum Perpustakaan Khusus
Indonesia (FPKI) bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional RI mengadakan
webinar bertema “Diseminasi Informasi ala Perpustakaan Parlemen.” Webinar
Bibliotek #3 ini menghadirkan Mustika Wati, S.Sos., M.Hum selaku Pustakawan DPR
RI yang membagikan strategi diseminasi informasi ala perpustakaan parlemen.
Webinar yang dibuka oleh Ibu Eka Meifrina, selaku Ketua
Umum FPKI ini merupakan webinar seri ketiga dari Bibliotek yang diselenggarakan oleh FPKI.
Webinar ini bertujuan sebagai wadah berbagi pengetahuan dari para
pustakawan, praktisi, penggiat perpustakaan serta akademisi mengenai
topik-topik terkini seputar literasi, organisasi dan teknologi dalam konteks
namun tidak terbatas tentang perpustakaan khusus dan kepustakawanan. Webinar
yang berjalan selama kurang lebih satu setengah jam ini dapat diikuti secara
bincang daring melalui aplikasi video konferens Zoom dan juga disiarkan secara
langsung melalui kanal Youtube “Indonesia Special Library TV”.
Perkembangan teknologi dan perubahan
perilaku pengguna yang digital-oriented menekankan perpustakaan sebagai lembaga informasi
yang dapat memberikan akses informasi seluas-luasnya kepada pengguna perpustakaan. Sebagai pustakawan muda di suatu lembaga tinggi
negara, Mustika Wati melakukan diseminasi koleksi perpustakaan kepada pengguna dengan tepat dan cepat,
selaras dengan lembaga
penaungnya. “Sebagai perpustakaan khusus, kita dituntut untuk menyesuaikan ke
instansi tempat kita berada. Nah, kebetulan yang di DPR kalau diamati untuk
saat ini tujuannya, yang bisa diikuti oleh perpustakaan DPR ada dua, yaitu
mengenai Sustainable Development Goals
dan Open Parliament,” jelas Mustika
Wati. Dari kedua tujuan tersebut, Perpustakaan DPR RI menyatakannya melalui
kegiatan perpustakaan inklusif dan kemudahan akses informasi.
Dalam pemaparannya, Mustika Wati
menjelaskan panduan yang diambil dari ALIA (Australian Library and Information
Association) dimana terdapat 10 langkah yang dapat diterapkan sebagai strategi
untuk meningkatkan kinerja bagi perpustakaan khusus yaitu fact no fiction, decision-ready information, making big data useable,
tailored resources, anytime anywhere, world view, the latest news, learning
organisation, information and technology dan preserving the past.
Selanjutnya Mustika Wati menjelaskan tentang layanan-layanan yang ada di
perpustakaan DPR RI khususnya layanan yang berbasis digital, serta bagaimana engagement dari diseminasi informasi yang didapatkan melalui media
sosial facebook. Dari hasil data statistik, bentuk
informasi yang dikemas ke dalam bentuk video cenderung lebih diminati
dibandingkan postingan bentuk foto atau infografis. Kemudian pemaparan mengenai
perluasan akses DPR e-Lib yang dibuka untuk umum sejak 10
April 2020 menunjukan perkembangan yang signifikan khususnya dalam pemanfaatan
koleksi.
Beberapa pertanyaan diajukan
dari peserta webinar, Fipit Fatimah selaku Moderator yang juga Pustakawan dari
Ditjen Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM menyampaikan bagaimana kerja sama pustakawan DPR dengan fungsional
lainnya dalam hal penyebaran informasi, Mustika menjelaskan keterlibatan
perpustakaan dilakukan dengan cara kolaborasi pustakawan dengan fungsional DPR lainnya antara lain bagian pemberitaan DPR, Humas DPR, Arsip dan Museum DPR, dan juga IT DPR. “Kami saling
mengajak, dan juga saling mengikuti,” jawab Mustika Wati.
Dengan adanya webinar ini, diharapkan
dapat menjadi referensi bagi perpustakaan lainnya untuk tetap meningkatkan
layanan informasi dalam hal diseminasi informasi selama pandemi Covid-19 kepada
pemustaka. (Priska, Maria, ed. Dhestari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar